Selama saya
kuliah di Gunadarma, saya mendapatkan berbagai pelajaran akuntansi, mulai dari
yang paling dasar sampai yang lumayan sulit. Saya tidak terlalu ingat pelajaran
apa saja yang sudah dipelajari, tetapi saya sangat banyak mendapatkan banyak
ilmu dari apa yang telah saya pelajari. Cara dosen mengajar akuntansi pun
beragam, dari mulai prensentasi, kuis sampai pekerjaan rumah. Pelajaran yang
paling berkesan menurut saya yaitu Perpajakan sama Akuntansi Perpajakan yang
diajar oleh Bu Silvia Avira karena beliau mengingatkan saya kepada guru
akuntansi di SMK saya dulu.
Sunday, May 18, 2014
Perencanaan dan Kendali Manajemen
Persaingan
global yang terjadi seiring dengan kemajuan dalam teknologi terus menerus
secara signifikan mengubah ruang lingkup usaha dan ketentuan pelaporan
internal. Pengurangan dalam hambatan perdagangan nasional secara terus menerus,
mata uang yang mengambang, risiko kedaulatan, pembatasan terhadap pengiriman
dana lintas batas nasional, perbedaan dalam sistem pajak nasional, perbedaan
tingkat suku bunga dan pengaruh harga komoditas dan ekuitas yang berubah-ubah
terhadap aktiva, laba dan biaya modal perusahaan merupakan variabel yang
memperumit keputusan manajemen. Pada saat yang bersamaan, perkembangan seperti
internet, konferensi video, dan transfer elektronik mengubah ekonomi produksi,
distribusi, dan pendanaan
Persaingan
global dan cepatnya penyebaran informasi mendukung semakin sempitnya perbedaan
nasional dalam praktik akuntansi manajemen. Tekanan tambahan mencakup antara
lain perubahan pasar dan teknologi, pertumbuhan privatisasi, insentif biaya,
dan kinerja, serta koordinasi operasi global melalui usaha patungan (joint
ventures) dan kaitan strategik lainnya. Hal tersebut mendorong manajemen
perusahaan multinasional untuk tidak hanya menerapkan teknik akuntansi internal
yang dapat dibandingkan, tetapi juga menggunakan teknik-teknik ini dengan cara
yang sama.
PEMBUATAN
MODEL USAHA
Survey
terbaru menemukan bahwa akuntan manajemen mengahabiskan lebih banyak waktu
dalam masalah perencanaan strategis dibandingkan dengan masa sebelumnya.
Penentuan model usaha merupakan gambaran besar, dan terdiri dari formulasi,
pelaksanaan dan evaluasi rencana bisnis jangka panjang suatu perusahaaan. Hal
ini mencakup empat dimensi utama.
1. Mengidentifikasi
faktor-faktor utama yang relevan terhadap kemajuan perusahaan di masa depan.
2. Merumuskan
teknik yang memadai untuk meramalkan perkembangan masa depan dan menganalisis
kemampuan perusahaan untuk menyesuaikan diri atau memanfaatkan perkembangan
tersebut.
3. Mengembangkan
sumber-sumber data untuk mendukung pilihan-pilihan strategis.
4. Mentranslasikan
pilihan-pilihan tertentu menjadi serangkaian tindakan yang spesifikasi.
ALAT
PERENCANAAN
Dalam
mengidentifikasikan faktor-faktor yang relevan di masa depan, pemindaian
terhadap lingkungan eksternal dan internal akan membantu perusahaan mengenali
tantangan dan kesempatan yang ada. Baik pesaing dan kondisi pasar dianalisis
untuk melihat pengaruh keduanya terhadap kedudukan persaingan dan tingkat
keuntungan perusahaan. Salah satu alat tersebut adalah analisis WOTS-UP.
Analisis ini menyangkut kekuatan dan kelemahan perusahaan yang berkaitan dengan
lingkungan operasi perusahaan.
Alat
keputusan ini digunakan dalam sistem perencanaan strategi dimana seluruhnya
bergantung pada kualitas informasi tentang lingkungan internal dan eksternal
suatu perusahaan. Akuntan dapat membantu para perencana perusahaan untuk
memperoleh data.
PENGANGGARAN
MODAL
Keputusan
untuk melakukan investasi luar negeri merupakan elemen yang sangat penting
dalam strategi global sebuah perusahaan mutinasional. Investasi asing langsung
umumnya melibatkan sejumlah besar modaldan prospek yang tidak pasti. Risiko
investasi diikuti oleh lingkungan yang asing, rumit, dan senantiasa berubah.
Perencanaan formal merupakan suatu keharusan dan umumnya dilakukan dalam suatu
kerangka penganggaran modal yang membandingkan manfaat dan biaya investasi yang
diusulkan.
Dalam
lingkungan internasional, perencanaan investasi tidak sesederhana itu.
Perbedaan dalam hukum pajak, sistem akuntansi, laju inflasi, risiko
nasionalisasi, kerangka mata uang, segmentasi pasar, pembatasan dalam
pengalihan laba ditahan dan perbedaan dalam bahasa dan budaya menambah
unsur-unsur kerumitan yang jarang ditemui dalam lingkungan domestik. Kesulitan
untuk melakukan kuantifikasi atas data-data tersebut membuat masalah yang ada
bertambah buruk.
BIAYA
MODAL MULTINASIONAL
Jika
investasi luar negeri dievaluasi dengan menggunakan model arus kas terdiskonto,
maka tingkat diskonto yang tepat harus dikembangkan. Teori penganggaran modal
secara khusus menggunakan biaya modal perusahaan sebagai tingkat diskontonya,
dengan demikian suatu proyek harus menghasilkan pengembalian yang setidaknya
sama dengan biaya modal perusahaan agar dapat diterima. Tingkat patokan (hurdle
rate) ini berkaitan dengan proporsi utang dan ekuitas dalam struktur keuangan
perusahaan sebagai berikut.
Tidaklah
mudah untuk mengukur biaya modal sebuah perusahaan multinasional. Biaya modal
ekuitas dapat dihitung dengan beberapa cara. Satu metode yang populer
menggabungkan ekspektasi pengembalian dividen dengan ekspektasi tingkat
pertumbuhan dividen. Dengan mengasumsikan Di = ekspektasi dividen per
lembar saham pada akhir periode. Po = harga pasar kini saham pada awal
periode dan g = ekspektasi tingkat pertumbuhan dalam dividen, biaya ekuitas, Ke
dihitung sebagai berikut Ke = Di/Po + g. Meskipun modal untuk mengukur harga
kini saham, di kebanyakan negara di mana saham-saham perusahaan multinasional
tercatat, seringkali cukup sukar untuk mengukur Di dan g. Pertama-tama karena
Di merupakan ekspektasi. Ekspektasi dividen tergantung pada arus kas operasi
perusahaan secara keseluruhan. Pengukur arus kas ini diperumit oleh
pertimbangan faktor-faktor lingkungan. Terlebih lagi pengukuran tingkat
pertumbuhan dividen suatu fungsi ekspektasi arus kas masa depan diperumit oleh
kontrol valuta asing dan restriksi pemerntah lainnya dalam transfer dana lintas
batas.
SISTEM
INFORMASI MANAJEMEN
Isu
yang Berkaitan dengan Sistem
Jarak
merupakan kerumitan yang jelas terlihat. Disebabkan oleh keadaan geografis,
komunikasi informasi secara formal umumnya menggantikan kontak pribadi antar
manajer operasi lokal dengan manajemen kantor pusat.
Tiga
strategi teknologi informasi global, yang masing-masing berhubungan dengan
jenis organisasi multinasional tertentu. Keberhasilan yang dicapai tergantung
pada kesesuaian rancangan system dengan strategi perusahaan :
a. Penyebaran
rendah dengan sentralisasi yang tinggi. Digunakan oleh organisasi yang lebih
kecil dengan operasi bisnis internasional yang terbatas dan system informasi
domestik mendominasi kebutuhan
b. Penyebaran
tinggi dengan sentralisasi yang rendah. Anak perusahaan lokal diberi kendali
yang signifikan atas pengembangan strategi teknologi infomasi dan system
terkait mereka sendiri.
c. Penyebaran
tinggi dengan sentralisasi yang tinggi. Disini strategi teknologi informasi
global lokal dijalankan oleh perusahaan global dengan aliansi strategi di
seluruh dunia. System informasi dirancang untuk mencerminkan kebutuhan
perusahaan yang disesuaikan dengan keadaan lokal.
Masalah
Informasi
Akuntan
manajemen mempersiapkan sejumlah informasi untuk manajemen perusahaan, mulai
dari pengumpulan data hingga laporan likuiditas dan ramalan operasional berupa
berbagai jenis pengeluaran beban. Untuk setiap kelompok data yang disampaikan
manajemen perusahaan harus menentukan periode waktu yang relevan untuk laporan,
tingkat akurasi yang diperlukan, frekuensi pelaporan dan biaya serta manfaat
penyusutan dan penyampaian tepat waktu.
Disini
faktor-faktor lingkungan juga mempengaruhi penggunaan informasi yang dihasilakn
secara translasi. Laporan dari operasi luar negeri perusaaan multinasioanal AS
umumnya ditranslasikan ke dalam nilai ekuivalen doalr agar para manajer kantor
pusat di AS melakukan evaluasi terhadap investasi mereka dalam dolar.
Isu-isu
dalam Pengendalian Keuangan
Pengendalian
keuangan dan evaluasi kinerja. Pertimbangan ini juga sama pentingnya karena
memungkinkan para manajer keuangan untuk :
Mengimplementasikan
strategi keuanagn global sebuah MNE
1. Mengevaluasi
sejauh mana strategi yang terpilih memberikan kontribusi dalam pencapaian
tujuan-tujuan perusahaan.
2. Memberikan
motivasi kepada manajemen dan karyawan untuk mencapai tujuan-tujuan keuangan
perusahaan seefektif dan seefisien mungkin.
Sistem
penegndalian manajemen bertujuan untuk mencapai tujuan perusahaan dengan cara
yang paling efektif dan paling efisien. Sebaliknya system pengendalian keuangan
merupakan system pengukuran kauntitatif dan komunikasi yang memfasilitasi
penegndalian melalui :
a. Komunikasi
tujuan-tujuan keuangan secara tepat di dalam organisasi
b. Memperinci
kriteria dan standar dalam evaluasi kinerja
c. Mengawasi
kinerja
d. Mengkomunikasikan
penyimpanan antara kinerja aktual dan neraca kepada pihak-pihak yang
bertanggung jawab.
Sumber
:
Choi,
Frederick D.S., and Gerhard D. Mueller, 2005., Akuntansi Internasional – Buku
1, Edisi 5., Salemba Empat, Jakarta.
Choi,
Frederick D.S., and Gerhard D. Mueller, 2005., Akuntansi Internasional – Buku
2, Edisi 5., Salemba Empat, Jakarta
Manajemen Risiko Keuangan
Manajemen risiko adalah suatu
pendekatan terstruktur/metodologi dalam mengelola ketidakpastian yang
berkaitan dengan ancaman; suatu rangkaian aktivitas manusia termasuk: Penilaian
risiko, pengembangan strategi untuk mengelolanya dan mitigasi risiko
dengan menggunakan pemberdayaan/pengelolaan sumberdaya. Strategi yang dapat
diambil antara lain adalah memindahkan risiko kepada pihak lain, menghindari
risiko, mengurangi efek negatif risiko, dan menampung sebagian atau semua
konsekuensi risiko tertentu. Manajemen risiko tradisional terfokus pada
risiko-risiko yang timbul oleh penyebab fisik atau legal (seperti bencana
alamatau kebakaran, kematian, serta tuntutan hukum. Manajemen risiko keuangan,
di sisi lain, terfokus pada risiko yang dapat dikelola dengan menggunakan
instrumen-instrumen keuangan.
Sasaran dari
pelaksanaan manajemen risiko adalah untuk mengurangi risiko yang berbeda-beda
yang berkaitan dengan bidang yang telah dipilih pada tingkat yang dapat
diterima oleh masyarakat. Hal ini dapat berupa berbagai jenis ancaman yang
disebabkan oleh lingkungan,teknologi, manusia, organisasi dan politik.
Di sisi lain pelaksanaan manajemen risiko melibatkan segala cara yang tersedia
bagi manusia, khususnya, bagi entitas manajemen risiko (manusia, staff, dan
organisasi).
Dalam
perkembangannya Risiko-risiko yang dibahas dalam manajemen risiko dapat
diklasifikasi menjadi
·
Risiko Operasional
·
Risiko Hazard
·
Risiko Finansial
·
Risiko Strategik
Hal
ini menimbulkan ide untuk menerapkan pelaksanaan Manajemen Risiko Terintegrasi
Korporasi (Enterprise Risk Management).
Manajemen
Risiko dimulai dari proses identifikasi risiko, penilaian risiko, mitigasi,
monitoring dan evaluasi.
Manajemen
risiko merupakan tanggung jawab Direksi, yang dibantu oleh Komite Manajemen
Risiko Perusahaan (KMRP). Komite MRP terdiri atas Group Audit Manager,
Financial Controller, Commercial Manager, Busines System Manager dan Sekretaris
Perusahaan, dan dipimpin oleh Direktur Keuangan.
Manajemen
risiko merupakan tanggung jawab Direksi, yang dibantu oleh Komite Manajemen
Risiko Perusahaan (KMRP). Komite MRP terdiri atas Group Audit Manager,
Financial Controller, Commercial Manager, Busines System Manager dan Sekretaris
Perusahaan, dan dipimpin oleh Direktur Keuangan. Komite MRP bertugas membantu
Direksi dalam melaksanakan tanggung jawabnya untuk memastikan bahwa manajemen
risiko telah dilaksanakan sesuai dengan sistem secara efektif.
Kami
telah mengidentifikasi dan melakukan penilaian tentang risiko-risiko bisnis
kami. Risiko-risiko yang paling relevan dengan bisnis, kami paparkan dalam
uraian berikut yang diikuti dengan penanggulangan risiko terkait.
Risiko
Operasi
Kemampuan
untuk menghasilkan produk tergantung pada kemampuan kami untuk menjamin pasokan
bahan-bahan produksi secara tepat waktu dan tepat biaya. Sebagian diantaranya
merupakan komoditas yang diperdagangkan secara global. Kondisi ekonomi global
mempunyai dampak signifikan terhadap fluktuasi dari harga sejumlah komoditas
tersebut dan bahan-bahan utama lainnya, yang dapat memiliki pengaruh signifikan
terhadap biaya produk kami.
Kenaikan
harga komoditas yang signifikan di tahun 2011 dan tren demikian nampaknya akan
berlanjut hingga 2012. Ketidakmampuan untuk menaikkan harga-harga kami guna
mengimbangi biaya input yang lebih tinggi dapat mengurangi arus kas, laba dan
atau marjin laba kami. Di sisi lain, kenaikan harga yang melebihi harga pesaing
kami, dapat melemahkan daya saing serta pangsa pasar kami.
Perseroan
telah memiliki prosedur tetap untuk memantau permintaan bahan-bahan mentah yang
digunakan untuk menetapkan kebutuhan produksi mendatang serta memfasilitasi
pembelian di muka dari komoditas-komoditas yang diperdagangkan guna mengurangi
volatilitas harga komoditas di waktu-waktu mendatang. Rencana-rencana khusus
telah disiapkan untuk memungkinkan kami menjamin tersedianya pasokan
bahan-bahan utama alternatif secara cepat dan untuk menggunakan bahan-bahan
alternatif dalam formula maupun resep-resep produk kami.
Kami
secara teratur melaksanakan program value improvement guna mengidentifikasi
optimasi peluang-peluang dalam biaya/nilai, baik dalam biaya langsung maupun
tidak langsung. Kami melakukan benchmarking, secara internal maupun eksternal,
guna memaksimalkan pemanfaatan kapasitas dan biaya. Penentuan harga ditetapkan
melalui sebuah proses menyeluruh dengan mempertimbangkan berbagai faktor dan
melibatkan sejumlah departemen untuk mencapai tingkatan yang tepat, berdasarkan
nilai maupun penawarannya.
Risiko
Pasar
Potensi
pertumbuhan Indonesia semakin dikenal baik di tataran lokal, regional maupun
internasional. Peningkatan investment grade Indonesia baru-baru ini telah
memperkuat sentimen positif tersebut. Para kompetitor lokal maupun
internasional kami secara cepat memposisikan diri untuk meraih peluang lebih
besar dari pasar yang terus bertumbuh ini. Kegagalan dalam mengantisipasi
kecenderungan ini akan berdampak merugikan terhadap bisnis kami.
Perseroan
memusatkan perhatian pada kategori-kategori dan produk-produk yang dikenal
menarik, yaitu dimana Perseroan atau merek induknya memiliki atau mampu
membangun keunggulan kompetitif dan penjualan serta marjin-nya dapat
ditingkatkan secara konsisten.
Kecenderungan
pasar eksternal dan persepsi dari konsumen, pelanggan dan pembeli dipantau
sebagai acuan dalam menciptakan kategori dan strategi brand yang selanjutnya
akan diimplementasikan ke dalam serangkaian proyek yang bertujuan untuk
menghadirkan produk dan layanan jasa yang relevan bagi konsumen dan pelanggan.
Kami
percaya bahwa dengan ragam portofolio produk/brand kami, berkualitas tinggi
namun berbiaya kompetitif, kekuatan inovasi kami, program pengembangan pasar,
basis biaya ekonomis, eksekusi penjualan dan distribusi yang unggul didukung
oleh insan-insan terbaik dengan semangat juara, kami siap untuk memasuki arena
persaingan yang semakin ketat.
Tenaga
Kerja dan Talenta
Pasar
kerja Indonesia berkembang semakin ketat dengan pemain-pemain global dan lokal
saling berebut posisi. Upaya menarik, mengembangkan dan mempertahankan
karyawan-karyawan yang bertalenta mempunyai peran penting dalam keberhasilan
dari pelaksanaan strategi kami. Bila kami tidak berhasil untuk mengelolanya,
hal itu akan berdampak negatif terhadap kemampuan meraih keberhasilan usaha,
pertumbuhan bisnis, dan berkompetisi dalam lingkungan persaingan yang semakin
ketat.
Resource
Committeetelah dibentuk di setiap divisi dan fungsi organisasi. Komite-komite
tersebut bertanggung jawab untuk melakukan identifikasi keahlian dan kemampuan
masa depan yang dibutuhkan, menetapkan jalur karir dan program pelatihan
profesional, tolok-ukur remunerasi, serta identifikasi talenta utama dan
pemimpin masa depan. Survei karyawan dilakukan secara teratur untuk memperoleh
umpan-balik dan pandangan dari para karyawan. Program pengembangan karyawan
secara terpadu telah disusun yang mencakup tinjauan kinerja berkala, didukung
oleh perilaku “Standards of Leadership”, skill, kompetensi, pembinaan,
bimbingan dan pelatihan.
Asuransi
Asuransi
Aset Perseroan
Perseroan
mengelola risiko yang berkaitan dengan aset operasional dengan memitigasi
risiko ke perusahaan asuransi. Aset-aset yang diasuransikan meliputi aset
tetap, termasuk bangunan, mesin-mesin, kendaraan, dan aset dalam konstruksi,
yang tersebar di sejumlah pabrik-pabrik kami di Cikarang dan Rungkut, kantor
pusat kami, dan depot-depot kami di seluruh Indonesia. Pada tahun 2011,
Perseroan memiliki sejumlah polis asuransi pada perusahaan-perusahaan asuransi
sebagai berikut:
1. Polis
Asuransi Property All Risk (PAR)
Asuransi
ini menjamin risiko terhadap potensi kehilangan aset operasional yang berkaitan
dengan usaha ditribusi di Kantor Pusat dan wilayah operasi.
2. Polis
Asuransi Marine Open Cover
Asuransi
ini menjamin pertanggungan terhadap potensi kehulangan lokasi operasional,
termasuk persediaan di pabrik-pabrik distributor dan sewaktu transit.
3. Polis
Asuransi Kendaraan Bermotor
Asuransi
ini menjamin perlindungan terhadap risiko kehilangan yang dapat dialami
Perseroan. Jaminan asuransi ini mencakup kendaraan pihak ketiga dan
kehilangan kendaraan milik Perseroan.
4. Polis
Asuransi Kewajiban Produk terhadap Publik
Asuransi
PPL ini menjamin risiko terhadap produk-produk Unilever, seperti risiko
penarikan produk
Asuransi
pribadi kecelakaan perjalanan bisnis
Unilever
Indonesia bekerjasama dengan PT Chartis Insurance Indonesia menerbitkan polis
asuransi pribadi untuk kecelakaan perjalanan bisnis. Asuransi ini, yang
mencakup perlindungan di seluruh dunia, dimaksudkan untuk memberikan
pertanggungan/manfaat bagi karyawan yang mengalami kerugian finansial akibat
dari kecelakaan perjalanan untuk bisnis Perseroan.
Tunjangan
Hari tua, Kecelakaan Kerja dan Kematian
Sebagai
tambahan dari asuransi kecelakaan perjalanan bisnis pribadi, Unilever Indonesia
juga ikut serta dalam program Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek), yang
mencakup tunjangan hari tua, tunjangan kecelakaan, dan tunjangan kematian.
Sumber:
http://id.wikipedia.org/wiki/Manajemen_risiko
http://www.unilever.co.id/id/aboutus/tatakelolausaha/manajemenrisikokeuangan/
Analisis Laporan Keuangan Internasional
Akuntansi keuangan
dipengaruhi oleh lingkungan di mana ia digunakan. Setiap bangsa memiliki
sejarah, norma, budaya, serta sistem politik dan ekonomi yang berbeda, yang
terdapat pada tingkatan yang beragam dalam perkembangan ekonomi.
Pengaruh-pengaruh ini berinteraksi satu sama lain dan berdampak pada
perkembangan dan aplikasi praktek akuntansi keuangan dan pelaporannya.
Perusahaan multinasional yang beroperasi di banyak negara dapat memperoleh
lebih dari setengah pendapatan mereka di luar negeri. Karena
perbedaan-perbedaan tersebut, standar akuntansi keuangan yang diaplikasikan
terhadap data akuntansi yang dilaporkan oleh perusahaan-perusahaan
multinasional ini bervariasi secara signifikan antara satu negara dengan negara
yang lain.
Perusahaan-perusahaan
menyiapkan laporan keuangan yang ditujukan langsung kepada pengguna utama
mereka. Di masa lalu, kebanyakan pengguna adalah penduduk dari negara yang sama
dengan negara perusahaan yang mengeluarkan laporan keuangan. Bagaimanapun juga,
penyatuan perusahan dan organisasi multinasional seperti European Union (EU),
GATT, dan NAFTA telah membuat pelaporan keuangan antarnegara/ transnasional
menjadi lebih terlihat biasa. Pelaporan keuangan antarnegara menghendaki
penggunanya untuk memahami praktek akuntansi yang diterapkan oleh suatu
perusahaan, bahasa negara di mana perusahaan tersebut berkedudukan, dan mata
uang yang digunakan perusahaan untuk menyiapkan laporan keuangannya. Jika
investor dan kreditor tidak dapat meperoleh informasi keuangan yang dapat
dimengerti tentang perusahaan yang beroperasi di luar negeri, mereka tidak akan
tertarik untuk berinvestasi atau meminjamkan uang kepada perusahaan tersebut.
Sebagai hasilnya, dilakukan usaha untuk menyelaraskan standar akuntansi di
antara negara-negara tersebut.
Salah
satu masalah utama yang saat ini sedang dihadapi oleh perusahaan-perusahaan
Amerika Serikat adalah kemampuan mereka untuk bersaing dalam perekonomian
global dengan pelaporan keuangan antarnegara.
Paparan
pertama perusahaan terhadap akuntansi internasional sering terjadi sebagai
hasil dari pembelian atau penjualan barang dagangan dengan entitas asing. Kerja
sama dengan perusahaan-perusahaan asing menimbulkan beberapa masalah yang unik.
Pertama, terdapat kemungkinan timbulnyagain atau loss dari kurs
mata uang yang terjadi karena adanya perbedaan waktu pemesanan, penerimaan
barang, dan pelunasan pembayaran. Oleh karena itu, perubahan nilai relatif mata
uang memberikan risiko yang lebih tinggi terhadap timbulnya gain atau loss dari
kurs mata uang. Juga, sangat sulit untuk memperoleh informasi kredit
internasional dan mengevaluasi likuiditas dan solvensi perusahaan dari laporan
keuangannya akan sangat rumit terlebih dengan penggunaan bahasa dan/ atau
prinsip akuntansi yang berbeda.
Karena peningkatan
perdagangan perusahaan asing, akan sangat penting untuk menciptakan divisi
internasional. Penting juga untuk mengembangkan keahlian akuntansi
internasional. Akhirnya, perusahaan tersebut dapat berharap untuk meningkatkan
modal di pasar asing. Jika demikian, perusahaan tersebut harus menyiapkan
laporan keuangannya dengan cara yang dapat diterima dan sesuai dengan
perdagangan saham asing. Dalam banyak kasus, laporan yang disiapkan sesuai
dengan GAAP AS tidak dapat diterima terlebih dalam pendaftaran dokumen
perdagangan internasional, tetapi di lain kasus, seperti di Kanada dan Jepang,
prinsip-prinsip ini bisa diterima.
Selain hal tersebut,
perusahaan multinasional perlu untuk melakukan analisis pelaporan keuangan
untuk menciptakan suatu kondisi yang efektif atas fungsi dari laporan keuangan.
Suatu kerangka dasar yang bermanfaat untuk analisis dan penilaian usaha dengan
menggunakan data laporan keuangan yaitu:
1.
analisis strategi usaha,
2.
analisis akuntansi
3.
analisis keuangan (analisis rasio dan
analisis arus kas)
4.
analisis prospektif (peramalan dan
penilaian)
Sebuah perusahaan yang
mengeluarkan laporan keuangan kepada pengguna di luar negeri bisa memakai satu
dari beberapa pendekatan untuk menyusun laporan keuangannya:
1.
Mengirimkan laporan keuangan yang sama
kepada semua pemakai laporan keuangan (baik domestik maupun luar negeri).
2.
Menerjemahkan bahasa yang digunakan
dalam laporan keuangan yang dikirimkan ke pemakai luar negeri, dalam bahasa
yang digunakan di negara pemakai tersebut.
3.
Melakukan translasi atas laporan
keuangan yang dikirimkan ke pihak pemakai luar negeri, sesuai dengan mata uang
yang digunakan di negara pemakai laporan tersebut.
4.
Mempersiapkan 2 laporan keuangan, yang
satu memakai bahasa, mata uang, dan prinsip akuntansi negara asal perusahaan,
dan yang satu lagi memakai bahasa, mata uang, dan prinsip akuntansi yang sesuai
dengan yang digunakan di negara tempat pemakai laporan keuangan berada.
5.
Mempersiapkan laporan keuangan berbasis
pada prinsip-prinsip akuntansi yang disetujui kalangan luas di dunia.
Informasi mengenai
ribuan perusahaan dari seluruh dunia telah tersedia secara luas dalam beberapa
tahun terakhir. Sumber informasi dalam jumlah yang tak terhitung banyaknya
muncul melalui World Wide Web. Perusahaan di seluruh dunia saat ini memiliki
sites Web dan laporan tahunannya tersedia secara cuma-cuma dari berbagai sumber
informasi dan lainnya.
Sumber informasi lain
yang juga berharga adalah
1.
Publikasi pemerintah,
2.
Organisasi riset ekonomi,
3.
Organisasi internasional seperti Perserikatan
Bangsa-bangsa,
4.
Organisasi akuntansi, audit, dan pasar
surat berharga.
Manfaat Akuntansi
Laporan Keuangan
a.
Untuk mengetahui hubungan antara suatu
perusahaan dengan perusahaan lain baik dalam satu laporan keuangan maupun antar
laporan keuangan, jika terjadi kelemahan dalam satu atau beberapa perusahaan
dari laporan keuangan akan diambil tindakan untuk memperbaikinya.
b.
Dapat dijadikan sebagai salah satu dasar
dalam pengambilan keputusan. Bersama dengan anggaran kas dapat digunakan untuk
memprediksi laporan keuangan dimasa yang akan datang.
c.
Untuk mengetahui posisi dan perkembangan
dari satu atau beberapa laporan keuangan sehingga dapat diramalkan
kecenderungannya pada masa yang akan datang.
Tujuan dari Analisis
Laporan Keuangan
1.
Screening, Analisis dilakukan dengan
melihat secara analitis laporan keuangan dengan tujuan untuk memilih
kemungkinan investasi atau merger
2.
Forcasting, Analisis digunakan untuk
meramalkan kondisi keuangan perusahaan dimasa yang akan datang.
3.
Diagnosis, Analisis dimaksudkan untuk
melihat kemungkinan adanya masalah-masalah yang terjadi baik dalam manajemen
operasi, Keuangan atau masalah lain.
4.
Evaluation, Analisis dilakukan untuk
menilai prestasi manajemen, operasional, efisiensi dan lain-lain
5.
Understanding, Dengan melakukan analisis
laporan keuangan, informasi mentah yang dibaca dari laporan keuangan akan
menjadi lebih luas dan lebih dalam.
Bentuk-bentuk laporan
keuangan yang digunakan
1.
Neraca
2.
Laporan laba rugi
3.
Laporan saldo laba
4.
Laporan arus kas
5.
Catatan atas laporan keuangan
Syarat – Syarat Laporan
Keuangan
1.
Relevan artinya bahwa informasi yang
dijadikan harus ada hubungan dengan pihak-pihak yang memerlukan untuk mengambil
keputusan.
2.
Dapat dimengerti artinya bahwa laporan
keuangan yang disusun berdasarkan secara jelas dan mudah difahami oleh para
pemakainya.
3.
Daya uji artinya bahwa laporan keuangan
yang disusun berdasarkan konsepkonsep dasar akuntansidan prinsip-prinsip
akuntansi yang dianut, sehingga dapat diuji kebenarannya oleh pihak lain.
4.
Netral artinya bahwa laporan keuangan
yang disajikan bersifat umum, objektif dan tidak memihak pada kepentingan
pemakai tertentu.
Syarat – Syarat Laporan
Keuangan :
A.
Tepat waktu artinya bahwa laporan
keuangan harus di sajikan tepat pada waktunya
B.
Daya banding artinya bahwa perbandingan
laporan keuangan dapat diadakan baik antara laporan perusahaan dalam tahun
tertentu dengan tahun sebelumnya atau laporan keuangan perusahaan tertentu
dengan perusahaan lain pada tahun yang sama.
C.
Lengkap artinya bahwa laporan keuangan
yang disusun harus memenuhi syarat-syarat tersebut diatas dan tidak menyesatkan
pembaca.
Pihak Yang Memerlukan
LK
1.
Pihak Internal
a. Pihak
Manajemen, berkepentingan langsung dan sangat membutuhkan informasi keuangan
untuk tujuan pengendalian (controlling), pengoordinasian (coordinating) dan
perencanaan (planning) suatu perusahaan.
b. Pemilik
perusahaan, dengan menganalisis laporan keuangannya pemilik dapat menilai berhasil
atau tidaknya manajemen dalam memimpin perusahaan.
2.
Pihak Eksternal
a. Investor,
memerlukan analisis laporan keuangan dalam rangka penentuan kebijakan penanaman
modalnya. Bagi investor yang panting adalah tingkat imbalan hasil (return) dari
modal yang telah atau akan ditanam dalam suatu perusahaan tersebut.
b. Kreditur,
merasa berkepentingan terhadap pengembalian/pembayaran kredit yang telah
diberikan kepada perusahaan, mereka perlu mengetahui kinerja keuangan jangka
pendek (likuiditas), dan profitabilitas dari perusahaan.
c. Pemerintah,
informasi ini sangat berguna untuk tujuan pajak dan juga oleh lembaga yang lain
seperti Statistik.
Sumber :
Choi, Frederick D.S.
dan Gary K. Meek. International Accounting. Buku 1 Edisi 6. 2010:
Salemba Empat.
Reksoprajitno,
Soedijono. Ekonomi Internasional Pengantar Lalu-Lintas Pembayaran
Internasional.1993: Universitas Gunadarma.
Schroeder, Clarks,
Cathey. Financial Accounting Theory and Analysis. Eight Edition. John
Wiley & Sons.
http://www.slideshare.net/adelaa09/analisis-laporan-keuangan-31189976#
Sunday, May 4, 2014
Ambisi dan Cita-cita Setelah Lulus
Sebelumnya saya
ingin mengucapkan syukur Alhamdulillah kepada Allah SWT karena proposal Skripsi
saya diterima dan saya bisa lulus dengan jalur Skripsi, bukan Compree J
Ambisi saya
setelah lulus nanti, saya ingin langsung mencari kerja, untuk awal-awal tidak
apa-apa jika hanya bekerja di perusahaan kecil, tapi jika pengalaman saya sudah
banyak, saya akan mencoba bekerja ke luar atau kota, atau paling jauh ya keluar
negeri hehehe
Pekerjaan yang
saya inginkan yaitu menjadi sekertasis direktur, jadi kalau direktur keluar
kota atau keluar negeri saya bisa ikut, yaaa itung-itung jalan-jalan gratis
haha
Cita-cita
saya yaitu ingin pergi menunaikan ibadah haji bersama umi, abi sama nenek saya.
Setelah haji terlaksana, saya akan mengumpulkan uang dan pergi ke Inggris :D
Intinya sih,
cita-cita saya ingin mengelilingi dunia, dan salah satu satu ambisi saya yaitu
mengunjungi Oxford of University, Buckingham Palace, Venice daaaaaaan berbagai
macam tempat di Eropa :D
Bismillah,
man jadda wa jada
Harmonisasi Akuntansi Internasional
FAKTOR-FAKTOR YANG MENDORONG PERLUNYA
HARMONISASI TERHADAP AKUNTANSI
Standar dan praktek akuntansi di setiap negara
merupakan hasil interaksi yang kompleksdi antara faktor ekonomi, sejarah,
kelembagaan, dan budaya. Secara terperinci Choi dan Meek(2005) menyebutkan
delapan faktor yang mempengaruhi perkembangan akuntansi. Mengingat bahwa di
masing-masing negara kedelapan faktor tersebut tentu saja tidak seragam,maka
kedelapan faktor tersebut juga dapat menjadi pendorong perlunya
harmonisasi akuntansi.
1. Sumber Pendanaan
Pergeseran atau
perubahan sumber pendanaan perusahaan akan berpengaruh terhadap perubahan
atau bertambahnya pihak-pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan. Perusahaan
dengan skala permodalan yang kecil dan hanya menggunakan sumber pendanaan dari
pemilik saja berarti mereka tidak atau belum terikat terhadap
kreditur atau investor. Sedangkan perusahaan dengan skala besar yang memerlukan
pendanaan dari eksternal baik dari kreditur maupun investor berarti mereka telah terikat oleh kepentingan
kreditur maupun investor. Di negara-negara dengan pasar ekuitas yang kuat
seperti di Amerika Serikat dan Inggris, akuntansi memiliki fokus atas seberapa
baik manajemen menjalankan perusahaan dan dirancang untuk membantu investor menganalisis
arus kas masa depan dan tingkat resiko terkait. Pengungkapan dilakukan sangat lengkap
untuk memenuhi ketentuan pemilikan publik yang luas. Sebaliknya
pada sistem berbasis kredit di mana bank merupakan sumber utama pendanaan, akuntansi memiliki fokus atas perlindungan kreditur melalui pengukuran
akuntansi yang konservatif. Karena lembaga keuangan memiliki akses langsung
terhadap informasi apa saja yang diinginkan, pengungkapan publik yang
luas dianggap tidak perlu. Contohnya adalah Swiss dan Jepang.
2. Sistem Hukum
Dunia barat memiliki dua orientasi dasar
yaituhukum kode (sipil) dan hukum umum (kasus).Dalam negara-negara hukum kode,
hukummerupakan satu kelompok lengkap yangmencakup ketentuan dan prosedur.
Kodifikasi dan prosedur akuntansi merupakan hal yang wajar
dansesuai di sana. Dengan demikian di negara-negarahukum kode, aturan akuntansi
digabungkan dalamhukum nasional dan cenderung sangat lengkap danmencakup banyak
prosedur. Sebaliknya hukumumum berkmbang atas dasar kasus per kasus tanpaadanya
usaha untuk mencakup seluruh kasusdalam kode yang lengkap. Pada
kebanyakannegara hukum umum aturan akuntansi ditetapkanoleh organisasi
profesional sektor swasta. Hal inimemungkinkan aturan akuntansi lebih adaptif
daninovatif.
3. Perpajakan
Di kebanyakan negara, peraturan pajak
secaraefektif menentukan standar akuntansi karena perusahaan harus mencatat pendapatan dan bebandalam akun mereka untuk
mengklaimnya untukkeperluan pajak. Contoh untuk kasus ini adalah diJerman
dan Swedia. Di negara lain seperti diBelanda, akuntansi keuangan dan pajak
berbeda :laba kena pajak pada dasarnya adalah labaakuntansi keuangan yang
disesuaikan terhadap perbedaan-perbedaan dengan hukum pajak. Bilaterdapat
perbedaan dalam akuntansi keuangandengan hukum pajak, maka perusahaan
biasanyaharus menyesuaikan dengan hukum pajak. Contohdi Indonesia tentang
pencatatan persediaan yangdalam ketentuan perpajakan hanyamemperbolhkan metode
masuk pertama keluar pertama ( fifo ) dan rata-rata.
4. Ikatan Politik dan Ekonomi
Penyebaran ide dan teknologi akuntansi
seringdilakukan melalui penaklukan, perdagangan, dankekuatan lain. Sistem
pencatatan berpasangan (double
entry) yang
berasal dari Itali pada tahun1940an secara perlahan-lahan menyebar luas di Eropa
bersamaan dengan gagasan-gagasan pembaharuan lainnya. Inggris dan Jerman
mengekspor akuntansi ke negara-negara yang menjadi kekuasaannya. Amerika
Serikat memaksakan praktek akuntansi bergaya Amarika kepada Jepang.
Negara-negara berkembang menggunakan sistem akuntansi yang dikembangkan di tempat lain (contoh
India),sedangkan yang lainnya menggunakan sistem akuntansi yang mereka pilih
sendiri. Jadi dalam pengembangan sistem akuntansi di suatu negara
sangat tergantung oleh ikatan politik atau ekonomi pada negara lainya.
5. Inflasi
Inflasi menyebabkan distorsi terhadap akuntansi
biaya historis dan mempengaruhi kecenderungan suatu negara untuk
menerapkan perubahan harga terhadap akun-akun perusahaan.
Laporan keuangan yang disampaikan manajemen pada saat terjadi inflasi dapat menyesatkan
pihak-pihak yang berkepentingan.
Hal ini dapat disebabkan karena
pencatatan biaya yang terlalurendah akibat penghitungan biaya penyusutan
dariaktiva tetap yang dicatat terlalu rendah nilainya.Laba rugi yang dicatat
perusahaan bisa jadi tidakmenggambarkan perubahan kepemilikan aktivayang
semestinya karena laba rugi dalam nominaltidak diikuti dengan penambahan
atau pengurangan kekayaan yang sepadan.
6. Tingkat Perkembangan Ekonomi
Perkembangan tingkat ekonomi suatu
negaraakan mendorong inovasi-inovasi baik dalam bertransaksi maupun timbulnya instrumen-instrumen
daru dalam berinvestasi, sistem pembayaran maupun hal lain yang dibutuhkandengan
perkembangan ekonomi yang terjadi. Saat ini banyak perekonomian yang berubah
dari industri ke perekonomian jasa. Masalah akuntansi mengenai penilaian aktiva
tetap dan depresiasi yang sangat relevan dalam sekto manufaktur menjadi semakin
kurang penting. Tantangan-tantangan akuntansi yang baru seperti penilian aktiva
tidak berwujud dan sumber daya manusia menjadi semakin berkembang.
7. Tingkat Pendidikan
Praktek akuntansi yang rumit dan sangat kompleks
hanya akan dapat dihasilkan oleh mereka yang memiliki tingkat pendidikan yang tinggi.
Sementara di pihak lain informasi akuntansi yang begitu kompleks juga hanya
akan bermanfaat bila dibaca oleh mereka yang memiliki pendidikan memadai
sehingga mampu memahami yang disajikan dalam laporan akuntansi. Jadi pada masyarakat
di mana sebagian besar penduduknya
masih berpendirikan rendah kiranya
akuntansi yang sederhana akan lebih bermanfaat bila dibandingkan dengan
akuntansi yang sangat rumit dan kompleks.
8. Budaya
Hofstede dalam Choi dan Meek
(2005)menjelaskan bahwa budaya dijelaskan dalamempat dimensi yaitu :
individualisme lawan kolektivisme, jarak kekuasaan yang besar lawan jarak kekuasaan yang kecil, penghindaran ketidak pastian yang kuat lawan penghindaran ketidak pastian yang lemah, dan maskulinitas yang
membedakan pria dan wanita. Keempat dimensi tersebut akan berpengaruh terhadap
sistem dan praktek akuntansi di suatu negara.
PERKEMBANGAN HARMONISASIAKUNTANSI
INTERNASIONAL
Usaha untuk mengharmonisasikan akuntansi secara
internasional sudah dimulai sejak lama bahkan sebelum terbentuknya International
Accounting Standard Commitee (IASC) didirikan pada tahun 1973. Pada tahun 1959, JacobKrayenhof,
mitra pendiri sebuah firma akuntansi independen Eropa yang utama mendorong agar
usaha pembuatan standar akuntansi internasional dimulai. Pada tahun 1976,
Organisasi untuk Kerjasama dan Pembangunan Ekonomi(Organization for Economic
Cooperation and Development - OECD) mengeluarkan DeklarasiInvestasi dalam
Perusahaan Multinasional yang berisi panduan untuk ”Pengungkapan Informasi”.
Tahun 1978 Komisi Masyarakat Eropa mengeluarkan Dekrit Keempat sebagai
langkah pertama menuju harmonisasi akuntansi Eropa. Pada tahun 1981 IASC
mendirikan kelompok konsultatif yang terdiri dari organisasi non anggota untuk
memperluas masukan-masukan dalam pembuatan standar internasional. Di tahun 1984,
Bursa Efek London menyatakan bahwa pihaknya berharap agar perusahaan-perusahaan yang
mencatatkan sahamnya tapi tidak didirikan di Inggris dan Irlandia menyesuaikan
dengan akuntansi internasional. Tahun 2001 Badan Standar Akuntansi
Internasional (InternationalAccounting Standard Board–IASB) menggantikan IASC
dan mengambil alih tanggungjawab pertanggal 1 April 2001. Standar IASB disebut Standar
Pelaporan Keuangan Internasional (Intanatioanl Financial Report
Standard–IFRS)dan termasuk di dalamnya IAS yang dikeluarkan IASC. Di tahun 2002
Parlemen Eropa menyetujui proposal Komisi Eropa bahwa secara nyata
seluruh perusahaan Uni Eropa yang tercatat sahamnya harus mengikuti standar
IASB dimulai selambat-lambatnya tahun 2005 dalam laporan keuangan konsolidasi.
Pada tahun yang sama IASB dan FASB menandatangani ” Perjanjian Norwalk ”
yang berisi komitmen bersama terhadap konvergensi standar akuntansi
internasional dan Amerika Serikat. Pada tahun 2008, Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) pada hari
Selasa, 23 Desember 2008 dalam rangka Ulang tahunnya ke-51 mendeklarasikan rencana
Indonesia untuk convergen terhadap International Financial Reporting Standards (IFRS) dalam pengaturan standar
akuntansi keuangan. Pengaturan perlakuan akuntansi yang konvergen dengan IFRS
akan diterapkan untuk penyusunan laporan keuangan entitas yang
dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2012. Hal ini diputuskan
setelah melalui pengkajian dan penelaahan yang mendalam dengan
mempertimbangkan seluruh risiko dan manfaat konvergensi terhadap IFRS. Compliance terhadap
IFRS telah dilakukan oleh ratusan Negara di dunia diantaranya adalah Korea,
India dan Canada yang akan melakukan konvergensi terhadap IFRS pada tahun 2011. Data
dari International AccountingStandard Board (IASB)
menunjukkan saat ini terdapat 102 negara yang telah menerapkan IFRS dengan
berbagai tingkat keharusan yang berbeda-beda. Sebanyak 23 negara mengizinkan penggunaan IFRS secara sukarela, 75 negara
mewajibkan penggunaan IFRS untuk seluruh perusahaan domestik, dan empat Negara
mewajibkan penggunaan IFRS untuk perusahaan domestik tertentu. Compliance terhadap IFRS memberikan manfaat terhadap
keterbandingan laporan keuangan dan peningkatan transparansi. Melalui compliance
maka laporan keuangan perusahaan Indonesia akan dapat diperbandingkan
denganlaporan keuangan perusahaan dari negara lain, sehingga akan sangat jelas
kinerja perusahaan mana yang lebih baik. Selain itu, program konvergensi juga
bermanfaat untuk mengurangi biaya modal (cost of capital),
meningkatkan investasi global, dan mengurangi beban penyusunan laporan keuangan. International
Financial Reporting Standards (IFRS) dijadikan sebagai referensi utama
pengembangan standar akuntansi keuangan di Indonesia karena IFRSmerupakan
standar yang sangat kokoh. Penyusunannya didukung oleh para ahli dandewan
konsultatif internasional dari seluruh penjuru dunia. Mereka menyediakan
waktu cukup dan didukung dengan masukan literatur dari ratusan
orang dari berbagai displin ilmu dan dari berbagai macam jurisdiksi di seluruh dunia.Dengan
telah dideklarasikannya program konvergensi terhadap IFRS ini, maka pada tahun 2012
seluruh standar yang dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan IAI
akan mengacu kepada IFRS dan diterapkan oleh entitas.
DAFTAR PUSTAKA
Frederick D.S. Choi dan Gary K. Meek,Penterjemah Edaward Tanujaya,
2005,Akuntansi Internasional, Salemba Empat,Jakarta.Sidney J. Gray, Stephen B.
Salter, Lee
H.Radebaugh., 2001, Global Accounting andControl : A Managerial Emphasis,
John Wiley& Sons, Inc
www.iaiglobal.org
www.fasb.org
www.iasplus.com
http://www.academia.edu/6362874/HARMONISASI_AKUNTANSI_INTERNASIONAL_DARI_KEBERAGAMAN_MENUJU_KESERAGAMAN_International_Accounting_Harmonization_From_Diversity_to_Uniformity
Subscribe to:
Posts (Atom)